Perempuan Miskin di Jember Melahirkan di Pinggir Jalan Setelah Ditolak oleh Bidan

by -347 Views

Seorang ibu di Kecamatan Sumberbaru, Kabupaten Jember, Jawa Timur, melahirkan di pinggir jalan, tak jauh dari Kantor Desa Kaliglagah, Kecamatan Sumberbaru, Rabu (20/12/2023) dini hari. Beruntung, ibu dan bayi dari keluarga miskin tersebut selamat.

Perempuan yang bertaruh nyawa di pinggir jalan raya itu bernama Holifa, warga Dusun Krajan, Desa Jambesari, Kecamatan Sumberbaru. Menjelang Subuh, wanita 35 tahun ini dibonceng sang suami menuju ke puskesmas. Namun, di tengah jalan, berjarak sekitar 10 kilometer dari puskesmas, Holifa tak kuasa menahan sakit, hingga meminta suaminya menepikan motor bebek yang mereka kendarai.

“Saya panik karena istri sudah tak sanggup lagi meneruskan perjalanan. Hingga akhirnya melahirkan di pinggir jalan,” ungkap Nurul Yakin, suami Holifa, ketika diwawancarai di rumahnya, siang tadi.

Sebenarnya, kata dia, saat itu ada warga di sekitar lokasi yang ingin membantu. Namun istrinya menolak karena malu. Praktis, proses persalinan berlangsung mandiri. Hanya dirinya yang menemani di masa-masa kritis tersebut.

“Setelah anak saya lahir, warga datang membantu. Bahkan ada yang mengantarkan saya ke bidan terdekat. Namun, ketika sampai di rumahnya, bidan tersebut menolak. Alasannya takut mau menolong,” ucap ayah enam anak tersebut.

Meski bayi telah lahir dengan selamat, namun ari-arinya belum keluar. Sehingga dia meminta bantuan bidan swasta di Desa Kaliglagah, walau belakangan permintaannya ditolak.

Tak menyerah, Nurul Yakin akhirnya meminta bantuan bidan lain yang masih tetangganya. Rumahnya berjarak sekitar enam kilometer dari tempat kejadian.

“Setibanya di lokasi, ternyata ari-ari sudah keluar. Ibu bidan tinggal memotong tali pusarnya saja. Setelah itu, istri dan bayi yang baru lahir saya bawa pulang. Tidak dirawat di puskesmas. Alhamdulillah, ada Pak Kades yang membantu,” tutur pria penerima program keluarga harapan (PKH) tersebut.

Kasus ibu melahirkan di pinggir jalan ini sempat viral. Foto dan videonya menyebar melalui media sosial dan aplikasi percakapan. Kondisi ini memantik reaksi negatif masyarakat. Publik menilai, pelayanan persalinan bagi ibu hamil masih mengecewakan. Terlebih, sebelumnya ada penolakan dari bidan yang diminta menangani proses persalinan tersebut.

Kades Kaliglagah Murniaji mengonfirmasi hal itu. Menurut kades yang turut membantu Holifa dan suaminya ini, kasus penolakan oleh bidan ini sudah yang ketiga kalinya. Dua kasus sebelumnya, menimpa warganya sendiri.

Murniaji tak menyalahkan bidan swasta di desanya yang enggan membantu. Dia justru menyoroti kebijakan Puskesmas Sumberbaru dan Dinas Kesehatan Jember yang dianggap kurang tanggap. Harusnya, ketika kondisi darurat, bidan swasta di desa diizinkan membantu proses persalinan.

“Saya bahkan pernah marah-marah di puskesmas. Bidan di desa takut membantu, karena sebelumnya sempat kena teguran dari puskesmas. Harusnya kalau kondisi darurat, dibolehkan,” ujarnya.

Kepala Puskesmas dr Titis Sulistyowati, tak merespons upaya konfirmasi suaraindonesia.co.id. Ia tak menjawab pertanyaan yang dikirim melalui pesan WhatsApp. Sementara Kepala Dinas Kesehatan Jember dr Hendro Soelistijono masih akan mengkroscek informasi tersebut.

Artikel ini disusun oleh Magang dan diedit oleh Mahrus Sholih.