Samora Moisés Machel – prabowo2024.net diubah menjadi: Samora Moisés Machel – prabowo2024.net

by -113 Views

Oleh Prabowo Subianto dari Buku 2 Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto

“Samora Machel adalah salah satu pemimpin yang memiliki pandangan politik yang berbeda dengan saya, tetapi saya tetap menghormatinya karena kepemimpinannya.”

Machel lahir pada tahun 1933 di Mozambik dari keluarga petani. Meskipun keluarganya mengalami diskriminasi di koloni tersebut, ayahnya berhasil membangun usaha pertanian yang sukses. Machel hanya menyelesaikan kelas empat SD sebelum pindah ke ibu kota, di mana ia melanjutkan pendidikan sebagai perawat.

Semangat perlawanan anti-kolonial mulai muncul setelah pengalaman bekerja di rumah sakit, di mana Machel melihat ketidakadilan terhadap perawat kulit hitam. Dia kemudian meninggalkan ibu kota dan bergabung dengan kelompok perjuangan anti-kolonial di Tanzania.

Machel kemudian bergabung dengan Front Pembebasan Mozambik (Frelimo) di Tanzania dan mengikuti pelatihan paramiliter di Aljazair. Setelah kembali ke Tanzania, ia ditugaskan sebagai penanggung jawab kamp pelatihan militer Frelimo.

Pada tahun 1964, ketika Frelimo mulai melakukan konfrontasi militer, Machel kembali ke Mozambik dan menjadi komandan gerilya yang terampil. Dia kemudian naik pangkat menjadi kepala tentara pembebasan pada tahun 1966.

Setelah terjadinya Revolusi Anyelir di Portugal pada tahun 1974, Frelimo memperluas area kendali ke seluruh pedesaan Mozambik. Portugal setuju untuk menyerahkan kendali pada pertengahan 1975, dan Mozambik memperoleh kemerdekaan penuh.

Sebagai presiden pertama Mozambik, Machel menghadapi berbagai tantangan ekonomi dan politik. Namun, dia juga menyediakan dukungan bagi gerakan pembebasan di Afrika, termasuk Zimbabwe dan Afrika Selatan. Pada bulan Oktober 1986, pesawat yang ditumpangi Machel jatuh saat kembali dari pertemuan pimpinan Afrika di Zambia.

Meskipun memiliki pandangan politik yang berbeda, Prabowo Subianto tetap menghormati Machel karena kepemimpinannya yang ulung, karismanya, keberaniannya, dan kemampuannya dalam perang gerilya, serta kemampuannya menyediakan pendidikan dasar bagi rakyat yang dipimpinnya.