Jadilah Pendekar – prabowo2024.net

by -90 Views

Menjadi Pendekar Sejati Menurut Prabowo Subianto

Salah satu ajaran utama yang saya terima dalam perjalanan menjadi pendekar adalah, ‘rame ing gawe, sepi ing pamrih’. Tentu saja, artinya adalah berbuat banyak pengabdian, dan jangan menuntut pamrih. Pendekar sejati berbuat untuk orang banyak, berbuat untuk negaranya, dan tidak untuk dirinya sendiri. Selain itu, semakin berisi semakin menunduk, semakin difitnah semakin memaafkan, dan semakin dihujat semakin tenang, bukan semakin marah. Seorang pendekar sejati tidak kenal kata dendam, dan harus bisa membela diri, keluarga, lingkungan maupun negara tanpa mengancam, menindas, atau menyakiti hati orang.

Seorang pendekar sejati juga mengobati yang sakit, bukan menimbulkan kesakitan atau penderitaan. Menurut saya, sebuah bangsa yang kuat dan besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya sendiri. Kita perlu mengingat dan menghormati para pendahulu kita yang telah berjuang dengan gagah berani. Mereka adalah para pendekar pembela rakyat dan keadilan, mereka adalah pejuang yang berani melawan penjajahan dan dominasi bangsa lain. Mereka telah menghidupkan sikap pendekar, dan kita sebagai generasi penerus bangsa perlu mengambil contoh dari mereka.

Pendekar sejati tidak membalas kebencian, fitnah, atau kekerasan dengan sikap yang sama. Mereka mengutamakan persaudaraan dan persahabatan, namun tetap militan, tetap patriotik, dan siap menghadapi segala kemungkinan. Kekerasan harus dihindari sedapat mungkin, namun jika diperlukan untuk menjaga kepentingan dan keutuhan bangsa, seorang pendekar tidak akan ragu untuk terlibat dalam operasi militer atau kontak tembak dengan musuh negara.

Nilai pendekar yang paling utama adalah keberanian. Seorang pendekar harus berani menghadapi maut dan risiko, namun tidak boleh membawa perasaan benci atau dendam. Saya percaya bahwa dalam pengabdian kepada negara, kita harus mengalahkan perasaan pribadi. Saya banyak belajar dari sejarah Jepang mengenai pengorbanan perasaan pribadi. Saya juga melihat sikap-sikap yang sama dalam sejarah Amerika, seperti cerita tentang Abraham Lincoln.

Sikap-sikap pendekar yang saya sebutkan di atas sudah diajarkan secara turun temurun di setiap perguruan pencak silat di Indonesia. Selain itu, saya juga menemukan sikap-sikap ini di dalam buku the Swordless Samurai karya Kitami Masao, dan juga Warrior of the Light karangan Paulo Coelho. Sebagai seorang pendekar, kita harus menjauhkan diri dari jalan yang gelap, penuh keserakahan, kedengkian, fitnah, kekejaman, dan kecurangan.

Seorang pendekar juga harus menjadi seorang yang percaya, karena kepercayaan akan membawa keajaiban dan perubahan dalam hidupnya. Kita tidak boleh mempertentangkan jalan yang kita pilih dengan jalan orang lain, dan kita harus selalu siap untuk belajar, berkembang, dan menjadi lebih baik. Seorang pendekar tidak boleh menurunkan kepalanya, dan harus selalu tegar dalam menjalani hidupnya.

Semoga sikap-sikap pendekar sejati ini dapat terus terjaga dan diteladani oleh generasi penerus bangsa, sehingga bangsa Indonesia akan tetap kuat dan besar.

Source link