Kepemimpinan Letnan Jenderal TNI Purn Sarwo Edhie Wibowo

by -104 Views

Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku Kepemimpinan Militer 1: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto]

Saya pertama kali mengenal Jenderal Sarwo Edhie saat saya masih menjadi Taruna. Saat itu beliau belum menjabat sebagai Gubernur AKABRI, yang sekarang menjadi AKMIL, namun namanya sudah sangat terkenal.

Pak Sarwo Edhie juga dekat dengan orang tua saya. Sebelum saya menjadi anak buahnya secara resmi, saya sudah sering mendengar cerita-cerita tentang beliau dari orang tua saya. Bagaimana Pak Sarwo memimpin RPKAD pada saat-saat kritis Oktober 1965.

Sosok beliau sangat karismatik. Beliau gagah, tampan, selalu berpakaian rapi. Dia juga dikenal sebagai pemimpin yang memimpin operasi dari depan. Sebagai komandan RPKAD, beliau tetap terlibat langsung sehingga menjadi idola bagi mahasiswa, anak muda, serta perwira dan taruna muda.

Selama menjadi orang tua saya di AKABRI, beliau sering bercerita tentang pengalaman-pengalaman beliau. Beliau menanamkan semangat untuk tidak menyerah, semangat patriotisme kepada kami saat itu. Beliau juga pernah menulis buku dengan judul “Hidupku Adalah Untuk Negara dan Bangsa.” Nilai-nilai inilah yang ditanamkan beliau kepada kami sebagai Taruna AKABRI. Suasana patriotisme dan nilai-nilai cinta tanah air serta kebanggaan terhadap warisan nenek moyang. Itu yang dia tanamkan kepada kami.

Saya ingat, setelah beliau berhenti dari dinas aktif, beliau pernah menjadi Duta Besar RI untuk Korea Selatan dan juga menjadi Ketua Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP7). Saya ingat bagaimana beliau tetap mempertahankan sikapnya sebagai prajurit.

Sebagai prajurit yang terkenal jujur, saat meninggal beliau tidak meninggalkan banyak harta. Karena dalam perjalanan hidupnya, beliau menikahkan tiga putrinya dengan lulusan Akademi Militer. Yang pertama dengan Kolonel Infanteri Hadi Utomo, lulusan tahun 70. Yang kedua dengan Jenderal TNI Susilo Bambang Yudhoyono, lulusan tahun 73, yang kemudian menjadi Presiden RI. Yang ketiga dengan Letnan Jenderal TNI Erwin Sudjono, yang kemudian menjadi Panglima Kostrad. Saya juga akrab dengan ketiga perwira tersebut.

Source link