Prabowo Subianto di Podcast Deddy Corbuzier, Dendam itu Menghabiskan Energi

by -75 Views

Jakarta – Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia agar tidak perlu menyimpan dendam. Menurutnya, memelihara dendam hanya akan membuang-buang energi yang tidak perlu.

Prabowo mengakui bahwa sepanjang hidupnya, ia memegang teguh filosofi kuno yang mengatakan bahwa seribu kawan terlalu sedikit, sedangkan satu musuh terlalu banyak.

“Dekatilah hidup dengan pemahaman yang sebenarnya. Lebih baik memiliki banyak teman dan berusaha untuk tidak membuat musuh. Artinya, tidak perlu merasa dendam,” kata Prabowo dalam podcast Deddy Corbuzier yang ditayangkan di YouTube, Selasa (13/2).

Baginya, meskipun Indonesia memiliki beragam budaya, kunci utamanya adalah persatuan. Terlebih lagi, di tahun politik yang rentan dengan berita-berita hoaks yang menimbulkan kegaduhan. Prabowo menganalogikan bahwa Indonesia adalah rumah bagi seluruh warganya, sehingga wajar jika terdapat perbedaan dalam pilihan.

“Kita ini satu keluarga, nusantara. Kalau kita ada perbedaan, keluarga pasti ada perbedaan. Kita semua keluarga, keluarga Indonesia. Perbedaan itu biasa,” ujar Prabowo.

“Nanti kita harus bersatu. Itu kuncinya. Harus rukun. Masa kita mau dendam. Dendam itu menghabiskan energi. Kalau saya itu. Orang gak suka sama kita yasudah, terima kasih. You go your way, I go my way,” lanjutnya.

Terkait dengan kebijakan politik luar negeri (polugri), Prabowo menjelaskan bahwa saat ini Indonesia sudah berada dalam jalur yang benar dengan tidak memihak pada blok manapun.

“Jaga hubungan politik dengan siapapun. Ini warisan dari para pendiri bangsa kita. Tradisi Indonesia, jati diri Indonesia sebagai negara dan bangsa adalah tidak mau ikut blok-blokan. Tidak ikut blok komunis, kapitalis, kita mau non-blok. Kita bebas dan aktif. Saya kira ini yang terbaik. Tidak bermusuhan, untuk apa?” ujarnya.

Menteri Pertahanan RI tersebut melanjutkan, bahwa kebijakan polugri terbaik adalah menjadi ‘tetangga’ yang baik bagi negara tetangga.

“Itulah yang saya pelajari dari sejarah, kebijakan terbaik adalah menjadi tetangga yang baik. Saya kira efektif. Hubungan kita sekarang baik dengan tetangga-tetangga kita. Kita memiliki kepentingan yang sama. Kalau ada perbedaan atau ketegangan, mari kita bicarakan sebagai teman, sebagai sahabat. Kita bisa negosiasi,” kata Prabowo. (SENOPATI)

Source link