111 Hari Wakaf untuk Masyarakat Kuningan oleh e-QuaNik Agri Nusantara

by -76 Views

SiwinduMedia.com – Graha Yudhatan Desa Hantara, Kecamatan Hantara, pada tanggal 23 Januari 2024 telah menjadi saksi sejarah tentang keberhasilan dari kelompok petani muda (Petani Generasi Z) e-QuaNik Agri Nusantara.

Kelompok petani muda Agribisnis berbasis Agri-Technology yang telah berhasil mengembangkan budidaya buah melon premium dengan sistem teknologi hidroponik. Seperti yang dilakukan oleh para petani modern (smart farming) Jepang.

Dan pada saat panen perdana waktu itu, Leader e-QuaNik Agri Nusantara Pipin Kusmana Arifin, telah meniatkan untuk mewakafkan ilmu hidroponik ini untuk masyarakat Kabupaten Kuningan.

Kepada SiwinduMedia.com, usai acara penanaman dan pemetikan cabai serentak di Desa Babatan, Kamis (7/3/2024), Pipin menyampaikan bahwa selama ini, dirinya telah melakukan mapping, mengenai rencana untuk merealisasikan niat untuk mewakafkan ilmu budidaya melon hidroponik teknologi e-Quanik kepada masyarakat Kuningan.

“Insya Allah, wakaf ini akan kami laksanakan ke 361 Desa dan 15 Kelurahan di Kabupaten Kuningan. Mudah-mudahan target kami perjalanan ke 376 Desa dan Kelurahan di Kabupaten Kuningan ini, bisa kami selesaikan sesuai target dalam waktu 111 hari,” ucapnya.

“Alhamdulillah, pada hari Kamis (7/3/2024), e-Quanik Agri Nusantara telah memenuhi niat untuk melaksanakan wakaf ilmu yang dimulai dari Desa Babatan, Kecamatan Kadugede,” imbuh Pipin.

Lebih lanjut Pipin menyampaikan bahwa tujuan untuk mewakafkan ilmu dan pengalaman selama di e-Quanic Agri Nusantara, adalah untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat di Desa-Desa dan Kelurahan khususnya para generasi muda.

Sehingga menjadi generasi muda yang lebih produktif, generasi muda yang lebih berkegiatan positif, dan generasi muda yang bisa memiliki nilai unggul.

Dirinya mempunyai keyakinan, dengan gerakan wakaf ini akan terwujud generasi-generasi Kuningan juara, generasi-generasi Kuningan yang kreatif, generasi-generasi Kuningan yang produktif, dan generasi-generasi Kuningan yang memiliki nilai kompetensi tinggi.

“Dengan filosofi yang kami ibaratkan gerakan ini hanya seperti setetes air, tapi air setetes pun jika kita kumpulkan akan menjadikan sebuah kekuatan gelombang yang besar, dan itu menjadi prinsip kami” tegasnya.

Menurut Pipin yang menjadi tantangan dalam melaksanakan wakaf ini adalah, bagaimana caranya ke depan bisa meyakinkan anak-anak muda di Desa. Untuk bisa lebih melek terhadap potensi yang ada di wilayahnya masing-masing, terutama dari sektor pertaniannya.

Karena Kuningan memiliki potensi sektor pertanian yang sangat luar biasa, penghasil sayuran-sayuran premium, penghasil buah-buah terbaik.

Namun saat ini nilai kesadaran generasi muda terhadap dunia pertanian masih sangat kecil, bahkan sangat minim. Dengan gerakan terjun ke setiap Desa, diharapkan akan membentuk sebuah mentalitas baru. Serta membentuk sebuah paradigma baru, bagi anak-anak muda tentang dunia pertanian.

“Mudah-mudahan kami diberikan kelancaran, diberikan kekuatan atas niat kami melaksanakan wakaf ilmu ini,” harap Pipin.