Rektor UIN KHAS Jember Mengungkapkan Workshop Islam Wasathiyah yang Digelar Oleh LPPD Jatim di IAI At-Taqwa Bondowoso

by -467 Views

BERITA Prof Dr. H. Hepni, S.Ag, M.Pd.I Rektor UIN KHAS Jember saat memberikan paparan tentang islam wasathiyah di Aula IAIN At-Taqwa Bondowoso (foto: Bahrullah/suaraindonesia.co.id)

SUARA INDONESIA, BONDOWOSO- Lembaga Pengembangan Pendidikan Diniyah (LPPD) Bakorwil Jawa Timur (Jatim) mengadakan workshop untuk memperkuat islam wasathiyah dan mendukung NKRI di Aula, Institut Agama Islam (IAI) At-Taqwa, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Kamis (27/6/2024). Acara tersebut dihadiri oleh narasumber Prof Dr. H. ABD Halim Soebahar, MA Ketua LPPD Jawa Timur, Prof Dr. H. Hepni, S.Ag, M.Pd.I Rektor UIN KHAS Jember, dan Moderator Dr. Suheri, S.Pd.I Rektor IAI At-Taqwa Bondowoso.

Workshop ini melibatkan peserta dari perwakilan kampus Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (PTAIS) Bondowoso, mahasiswa pasca sarjana, dan pengasuh pondok pesantren. Prof Dr. H. Hepni, S.Ag, M.Pd.I Rektor UIN KHAS Jember, menyatakan bahwa untuk memahami islam wasathiyah tidak cukup hanya belajar sendiri, tetapi juga perlu melalui pelatihan agar konsep tersebut benar-benar dipahami dan dikuasai baik secara konseptual maupun praktis.

Islam wasathiyah tidak hanya sekadar teori konseptual, tetapi juga harus mengenai aspek taktis dan strategis dalam pelaksanaan di dunia nyata. Prof Hepni menjelaskan bahwa moderasi beragama harus dimiliki oleh pakar atau aktivis yang berpikiran dan berperilaku sesuai dengan prinsip islam wasathiyah.

Islam wasathiyah membahas tentang keislaman dan keindonesiaan, dimana islam di Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda dengan islam di negara lain yang menekankan konflik. Di Indonesia, islam wasathiyah menekankan pada keislaman yang damai, berbasis budaya lokal, gotong royong, dan lainnya.

Islam wasathiyah adalah islam yang moderat, yang menjunjung nilai-nilai kesederhanaan dan menghormati pandangan orang lain. Indikator utama islam wasathiyah adalah penyelesaian masalah dengan prinsip keadilan, musyawarah, gotong royong, saling membantu, dan menghargai orang lain tanpa klaim eksklusif akan kebenaran.