Budayawan Sumenep Ibnu Hajar. (Foto: Istimewa)
SUARA INDONESIA, SUMENEP – Lomba Pidato Ala Bung Karno yang diadakan untuk merayakan bulan kelahiran proklamator dinilai tidak disambut positif oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Sumenep.
Hal ini terlihat dari minimnya partisipasi OPD Sumenep dalam acara tersebut. Padahal, telah ada Surat Edaran (SE) dari Sekretaris Daerah (Sekda) yang ditujukan kepada puluhan lembaga pemerintah di Kota Keris.
“Saya tidak tahu, apakah hanya sebuah imbauan atau sebuah keharusan dalam tanda petik. Tetapi yang jelas, menurut pendapat saya, tidak ada respon sama sekali. Dari yang saya amati, saya lihat hanya ada dua OPD yang ikut,” ungkap Budayawan Sumenep Ibnu Hajar pada Senin (01/07/2024).
Melihat hal tersebut, ia mempertanyakan sikap yang ditunjukkan oleh OPD, apakah mereka tidak merespon positif atau menolak SE dengan tidak mengirim perwakilan untuk berpartisipasi dalam Lomba Pidato Ala Bung Karno.
“Dari sikap tersebut, saya curiga bahwa ada bentuk pembangkangan yang sengaja dilakukan oleh OPD menjelang akhir masa jabatan Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo.”
Menurutnya, acara tersebut bisa menjadi wadah yang baik untuk memberikan edukasi sejarah kepada generasi muda dan mengajarkan gaya berpidato yang bisa menginspirasi dan membawa perubahan dalam masyarakat seperti yang dilakukan oleh proklamator tersebut.
Ia juga mengungkapkan kekecewaannya sebagai seorang budayawan terhadap sikap OPD yang tampaknya enggan berpartisipasi dalam melestarikan budaya dan sejarah bangsa sendiri.
“Ketika dalam konteks sekarang, saya melihat Bupati ini (Achmad Fauzi Wongsojudo, Red) dengan program Lomba Pidato Ala Bung Karno ini ingin memberikan pendidikan sejarah kepada generasi muda. Bahkan kecintaan untuk menghargai jasa pahlawan,” tambahnya.
Sebagai seorang budayawan, saya sangat berharap agar nilai-nilai orator yang diwariskan oleh proklamator dapat terus dijaga dan dilestarikan dengan baik.