Danlanal Banyuwangi Menerima Penghargaan Gelar Adat ‘Sang Pejuang Penguasa Samudra’ dari Suku Mandar
Danlanal Banyuwangi Letkol Laut (P) Hafidz, saat diangkat menjadi warga kehormatan Suku Mandar. (Foto: Dok. Penlanal Banyuwangi).
SUARA INDONESIA, BANYUWANGI – Dalam sebuah upacara adat yang khidmat, Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Danlanal) Banyuwangi, Letkol Laut (P) Hafidz, dianugerahi gelar kebangsawanan oleh Suku Mandar Banyuwangi. Prosesi ini berlangsung di Museum Mini Kampung Mandar pada Sabtu (24/8/2024) malam, di bawah pimpinan Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kabupaten Banyuwangi, Iptu Nurmansyah.
Gelar kehormatan “Daeng Sasiq”, yang memiliki arti “Sang Pejuang Penguasa Samudra”, diberikan sebagai bentuk penghormatan atas kontribusi Danlanal Banyuwangi dalam menjaga keamanan maritim serta memperkuat hubungan sosial dan budaya antara militer dan masyarakat lokal, khususnya Suku Mandar.
Gelar ini menegaskan peran penting yang dimainkan Letkol Hafidz dalam menjaga stabilitas perairan di sekitar Banyuwangi, sekaligus menumbuhkan semangat persatuan dengan komunitas lokal. Hafidz menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas gelar kebangsawanan yang ia terima. Dalam sambutannya, ia mengakui bahwa gelar tersebut bukan hanya penghargaan, tetapi juga tanggung jawab besar yang harus dipelihara dengan baik.
“Penghargaan ini adalah simbol kepercayaan yang diberikan kepada saya dan juga kepada TNI AL. Saya berkomitmen untuk terus menjaga hubungan erat dengan masyarakat dan budaya Suku Mandar serta berkontribusi pada keamanan maritim di wilayah ini,” ujar Hafidz.
Selain itu, Hafidz juga menekankan pentingnya mempertahankan tradisi dan budaya lokal sebagai warisan yang harus dilestarikan. Menurutnya, masyarakat Mandar Banyuwangi adalah contoh sempurna dari komunitas yang mampu menjaga nilai-nilai adat istiadat dengan kuat, meskipun berada di tengah arus modernisasi.
“Saya merasa memiliki kewajiban untuk terus mendukung pelestarian budaya, terutama di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks. Budaya adalah identitas kita, dan menjaga stabilitas di wilayah Banyuwangi serta sekitarnya tidak hanya berarti menjaga keamanan fisik, tetapi juga merawat akar budaya yang kita miliki bersama,” tambahnya.
Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Kepala Inspektorat Kabupaten Banyuwangi, Muhammad Lutfi, serta beberapa pemimpin adat Mandar Banyuwangi seperti Ketua Adat Puang Faizal Rizal Daeng Galak dan Pelaksana Adat Puang Dahliana Daeng Kebok. Kehadiran mereka menandai betapa pentingnya momen ini dalam memperkuat ikatan antara militer dan masyarakat adat.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta: Muhammad Nurul Yaqin
Editor: Mahrus Sholih