Aktivis Lingkungan Menyebut Eksploitasi Gumuk di Jember sebagai Ancaman bagi Lingkungan

by -34 Views

Gunung Sadeng, salah satu gumuk di Jember yang masih ditambang hingga hari ini, Kamis (24/10/2024). (Foto: Fathur Rozi/Suara Indonesia)

SUARA INDONESIA, JEMBER – Eksploitasi gumuk (bukit pasir vulkanik) di Jember kini menjadi isu penting dengan dampak negatif yang mengancam lingkungan. Sumber daya alam ini terus dirusak, meskipun gumuk telah lama berperan penting dalam menjaga keseimbangan iklim mikro di wilayah tersebut.

Wahyu Giri, seorang Aktivis Lingkungan asal Jember, mengatakan bahwa pembongkaran gumuk terus berlangsung hingga hari ini. Meskipun dia tidak memberikan angka pasti mengenai jumlah gumuk yang telah dirusak.

Menurutnya, pembongkaran tersebut terjadi karena berbagai alasan, namun alasan yang paling umum adalah pengambilan batu piring yang terdapat di gumuk untuk diekspor.

Giri menjelaskan bahwa eksploitasi gumuk yang terus berlangsung memiliki dampak negatif, salah satunya terhadap sektor pertanian tembakau. Dia membandingkan cara menanam tembakau zaman dahulu dengan sekarang.

Dikarenakan perusakan gumuk, menurut Giri, terdapat ketidakadilan iklim. Seharusnya masyarakat dapat memanfaatkan iklim mikro yang diciptakan oleh gumuk secara gratis. Gumuk juga bisa dimanfaatkan secara ekonomi tanpa perlu dirusak, seperti dijadikan destinasi wisata geologi.

Giri juga menyebutkan tentang Ranperda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2024-2044 yang telah menghilangkan status gumuk sebagai cagar geologi unik. Hal ini memperlihatkan perlindungan terhadap gumuk semakin menurun.

Artikel selengkapnya dapat ditemukan di Google News SUARA INDONESIA.

Pewarta: Fathur Rozi (Magang)
Editor: Mahrus Sholih