Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali mengancam sektor peternakan di Jawa Timur. Dalam laporan terbaru, Disnak Provinsi Jawa Timur mengungkapkan bahwa sebanyak 30 kabupaten/kota di provinsi ini mengalami lonjakan kasus PMK pada November-Desember 2024. Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur, Indyah Aryani, memastikan adanya peningkatan signifikan dalam kasus PMK di berbagai daerah, dengan total 6.072 kasus dan 282 ekor ternak mati selama dua bulan terakhir. Daerah yang terdampak meliputi Kabupaten Kediri, Jember, Tulungagung, hingga kota-kota besar seperti Surabaya dan Madiun. Hal ini mengingatkan pada masa lalu saat Jawa Timur pertama kali dilanda wabah PMK pada 2022. Meskipun pada 2023, pemerintah mengklaim telah berhasil menanggulangi wabah, PMK kembali merebak pada akhir 2024. Disnak Jawa Timur terus berupaya mengendalikan wabah dengan berbagai upaya preventif dan pengobatan, namun penyebaran yang semakin meluas menimbulkan pertanyaan mengenai efektivitas pengendalian yang dilakukan. Gejala klinis PMK yang muncul pada ternak semakin memperburuk situasi, membuat peternak semakin resah menjelang masa panen atau distribusi ternak. Dalam situasi ini, penting untuk mengevaluasi sejauh mana kerjasama antara pemerintah daerah dan sektor peternakan mampu menanggulangi dampak jangka panjang dari wabah ini.
30 Daerah di Jatim Terjangkit PMK: Penemuan Menjanjikan
