Banjir kembali melumpuhkan aktivitas warga di Kota Bekasi pada Selasa (4/3), dengan 22.856 kepala keluarga terkena dampak banjir yang merendam hampir seluruh wilayah. Bekasi sudah lama rentan terhadap banjir, sejak zaman kerajaan Tarumanegara, bahkan Raja Purnawarman melakukan penggalian sungai untuk mengendalikan banjir. Meskipun upaya tersebut berhasil, Bekasi mengalami perubahan signifikan dengan lahan pertanian beralih menjadi perumahan dan industri, meningkatkan risiko banjir.
Banjir di Bekasi saat ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk peningkatan aliran air permukaan, penurunan kemampuan tanah menyerap air, dan perubahan iklim. Selain itu, faktor alih fungsi lahan menjadi pemukiman juga turut berkontribusi pada masalah banjir. Solusi untuk mengatasi banjir di Bekasi antara lain melibatkan pengembangan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat, prioritas pemerintah daerah Jawa Barat. Selain itu, pengembangan daerah resapan di wilayah hilir dan hulu juga perlu diperhatikan untuk mengurangi masalah banjir. Pentingnya pembatasan izin bisnis yang dapat menyebabkan eksploitasi pembangunan dan pengelolaan DAS secara berkelanjutan juga menjadi kunci dalam mengatasi permasalahan banjir di Bekasi.
