BMKG Perpanjang Modifikasi Cuaca: Antisipasi Banjir

by -4 Views

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa operasi modifikasi cuaca (OMC) akan diperpanjang hingga 10 hari kedua bulan Maret 2025. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa perpanjangan modifikasi cuaca dilakukan sebagai langkah mitigasi bencana banjir yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Sebelumnya, BMKG telah melakukan modifikasi cuaca di kawasan Jabodetabek pada tanggal 5 hingga 8 Maret.

Untuk mengantisipasi banjir, pemerintah telah menyiapkan modifikasi cuaca yang dilakukan secara gotong-royong oleh BNPB, BMKG, pemerintah daerah, dengan dukungan dari TNI dan Kementerian Perhubungan. Modifikasi cuaca tersebut diharapkan dapat membantu mengurangi intensitas hujan di daerah target dan menekan risiko banjir. Selain itu, BMKG juga tidak menutup kemungkinan untuk melaksanakan modifikasi cuaca saat arus mudik menjelang hari raya Idulfitri 2025/1446 Hijriah, tergantung pada hasil evaluasi.

Diketahui bahwa cuaca ekstrem berpotensi terjadi saat momen hari raya Idulfitri 2025/1446 Hijriah karena fenomena La Nina diprediksi masih akan berlanjut. Saat ini, sebagian wilayah Indonesia masih mengalami puncak musim hujan dengan intensitas yang bervariasi. Modifikasi cuaca dilakukan untuk menjaga kondisi cuaca agar lebih kondusif, meskipun tetap ada potensi cuaca ekstrem yang perlu diantisipasi.

Bagaimana cara kerja modifikasi cuaca? OMC atau Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) telah dikenal sejak 1977 dan tujuan utamanya adalah untuk memitigasi bencana hidrometeorologi yang semakin meningkat. Penerapan TMC sudah meluas sesuai dengan kebutuhan, mulai dari penanggulangan kebakaran hutan, penanggulangan banjir, hingga kegiatan kenegaraan yang membutuhkan kondisi cuaca stabil. Modifikasi cuaca dilakukan dengan mengarahkan awan hujan sehingga hujan turun di tempat yang ditentukan, mengurangi intensitas hujan di daerah target.

Dengan pengalaman sebelumnya, modifikasi cuaca telah terbukti mampu mengurangi curah hujan sebesar 30-60 persen pada awan hujan yang cukup masif. Hal ini diharapkan dapat membantu mengurangi dampak banjir dan meningkatkan kesiapan dalam menghadapi bencana cuaca ekstrem.

Source link