Intel Appoints Malaysian CEO, Big Tasks Ahead

by -7 Views

Raksasa pembuat chip Intel telah menunjuk seorang chief executive baru sebagai bagian dari upaya mereka untuk pulih dari ketidakpastian yang mereka hadapi. Intel, yang dulunya merupakan pemimpin industri chip, telah tertinggal dari pesaing-pesaingnya dalam beberapa tahun terakhir.

Pada Rabu (12/3), Intel mengumumkan bahwa Lip-Bu Tan akan menjadi CEO baru perusahaan ini, menggantikan posisi yang sebelumnya dipegang oleh Pat Gelsinger yang mengundurkan diri Desember lalu. Sebelumnya, Tan telah menghabiskan lebih dari satu dekade sebagai CEO perusahaan desain teknologi Cadence Design Systems, di mana ia berhasil memimpin perubahan besar dalam perusahaan tersebut. Selain itu, ia juga memiliki pengalaman sebagai founding managing partner dari Walden Catalyst Ventures, yang berinvestasi di berbagai bidang teknologi.

Frank Yeary, CEO Interim Intel, menyampaikan bahwa Lip-Bu adalah seorang pemimpin luar biasa dengan keahlian di industri teknologi dan memiliki hubungan yang kuat dengan berbagai pemangku kepentingan. Yeary percaya bahwa Tan adalah pilihan yang tepat untuk memimpin Intel ke depan. Yeary sendiri akan kembali menjadi ketua dewan independen saat Tan resmi menjabat sebagai CEO perusahaan mulai tanggal 18 Maret.

Dengan tugas besar yang menantinya, Tan akan dihadapkan pada tantangan yang signifikan saat mengambil alih kepemimpinan Intel. Perusahaan ini telah kehilangan dominasinya di pasar chip, terutama di sektor mobile computing dan AI, di mana pesaing seperti Qualcomm dan Nvidia telah unggul. Rumor tentang pengangkatan Tan sebagai CEO Intel telah beredar sejak beberapa bulan terakhir karena masa depan perusahaan ini tidak terlihat pasti.

Pada posisi barunya ini, Tan akan dituntut untuk membuktikan kemampuannya sebagai seorang CEO yang mampu mengembalikan kejayaan Intel. Gelsinger sebelumnya dianggap sebagai pilihan yang obyektif untuk memimpin perusahaan, namun upayanya untuk memperbaiki performa Intel tidak sepenuhnya berhasil. Intel sendiri telah melakukan pemangkasan biaya operasional sebesar US$10 miliar dengan melakukan pemutusan hubungan kerja kepada 15 persen karyawan pada Agustus tahun lalu.

Kehilangan posisi Intel di Dow Jones Industrial Average ke Nvidia pada bulan November juga menjadi pukulan tersendiri bagi perusahaan ini. Hal ini menandai berakhirnya 25 tahun keberadaan Intel sebagai salah satu dari dua perusahaan teknologi yang masuk dalam indeks blue-chip tersebut. Namun, upaya Intel untuk bangkit kembali sebagai pemimpin industri teknologi terus dilakukan, terutama dengan dorongan dari pemerintahan Presiden Donald Trump yang mendorong investasi dalam industri chip di Amerika Serikat. Manufaktur semikonduktor dianggap sebagai hal strategis bagi keamanan nasional karena chip tersebut digunakan dalam berbagai perangkat teknologi yang penting.

Source link