TikTok memilih untuk membangun pusat data di Thailand daripada di Indonesia, meskipun jumlah pengguna di Indonesia jauh lebih banyak. Indonesia menjadi penyumbang pengguna TikTok terbanyak kedua di dunia setelah AS. Namun, keputusan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk ketidakpastian hukum dan regulasi data di Indonesia. Selain itu, rendahnya indeks kemudahan berbisnis di Indonesia dan minimnya insentif investasi juga menjadi hambatan. Indonesia seharusnya bisa menjadi pusat data di Asia Tenggara mengingat potensi besar yang dimilikinya, namun perbaikan dari sisi regulasi dan insentif investasi diperlukan. Meskipun TikTok belum memberikan konfirmasi resmi tentang investasi di Thailand, rencana ekspansi mereka sejalan dengan tren perusahaan teknologi global yang memperluas pusat data mereka di Thailand. Dukungan infrastruktur dan keamanan investasi juga menjadi pertimbangan penting bagi investor. Indonesia memiliki potensi besar di sektor data center, namun tanpa perbaikan yang signifikan, Indonesia bisa kehilangan momentum dan hanya menjadi pasar konsumen bagi negara lain.
Kenapa TikTok Pilih Data Center Thailand untuk Pengguna RI?
