Tradisi Ziarah Kubur Idul Fitri Desa Cilaja

by -9 Views

Idul Fitri, Hari Raya Bahagia dengan Tradisi Ziarah Kubur di Desa Cilaja

Mayoritas umat Muslim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, merayakan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1446 H dengan penuh suka cita. Suasana kegembiraan terasa dari gema takbir, tahlil, dan tahmid yang berkumandang sejak malam hari sebelumnya di berbagai tempat ibadah hingga rumah-rumah warga. Momen ini semakin spesial dengan pertemuan sanak keluarga, termasuk pemudik yang datang dari kota-kota besar ke kampung halaman.

Tradisi ziarah kubur tetap lestari di tengah perayaan Idul Fitri. Setelah melaksanakan Shalat Idul Fitri, masyarakat berbondong-bondong menuju pemakaman untuk mendoakan orang tua dan leluhur yang telah berpulang. Selain sebagai bentuk penghormatan kepada yang telah tiada, ini juga mempererat silaturahmi antar warga.

Di Desa Cilaja, Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, suasana haru dan kekhusyukan terlihat di kompleks Astana Karang Anyar dan Parigi. Warga desa secara beramai-ramai menuju makam keluarga setelah shalat Idul Fitri di Masjid Al-Hidayah Desa Cilaja. Mereka membawa air untuk menyiram makam dan bunga untuk tabur, sambil berdoa dan mengenang para leluhur yang telah tiada.

Tradisi ziarah kubur bukan hanya ibadah semata, tetapi juga momen untuk bersalaman, bertegur sapa, dan memaafkan dengan penuh kekeluargaan. Bagi Irham Maulana (27), warga Cilaja, ziarah kubur adalah bagian tak terpisahkan dari perayaan Idul Fitri. Ia menekankan pentingnya momen tersebut untuk mengenang dan memperkuat ikatan keluarga.

Dengan adanya tradisi ziarah kubur, Hari Raya Idul Fitri bukan hanya perayaan kemenangan setelah sebulan berpuasa, tetapi juga kesempatan untuk merenung, mengenang, dan mempererat silaturahmi dengan keluarga dan sesama. Tradisi ini telah mengakar kuat dalam kehidupan umat Muslim di Indonesia.

Source link