Beberapa ponsel terbaru kini mendukung teknologi eSIM yang memungkinkan pengguna untuk terhubung ke jaringan seluler tanpa perlu kartu SIM fisik. Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, baru-baru ini menerbitkan Peraturan Menteri Komdigi mengenai penggunaan teknologi Embedded Subscriber Identity Module (eSIM) untuk mengedepankan keamanan. Beliau juga mengimbau masyarakat yang memiliki ponsel yang mendukung eSIM untuk beralih demi keamanan data. Meutya menegaskan bahwa peraturan ini membakukan penggunaan eSIM di Indonesia, sehingga penting bagi pengguna HP yang mendukung teknologi ini untuk melakukan migrasi.
Menurut Meutya, eSIM dapat menjadi solusi dalam mengatasi masalah keamanan data yang seringkali muncul. Adapun cara migrasi ke eSIM sendiri cukup mudah dilakukan melalui kunjungan ke gerai operator seluler masing-masing. Pelanggan Telkomsel bahkan dapat melakukannya sendiri melalui ponsel. Proses migrasi meliputi beberapa langkah seperti mengunjungi situs resmi operator seluler, mengikuti prosedur, dan verifikasi data diri. Setelah proses selesai, pengguna akan menerima kode QR yang berperan sebagai eSIM pada ponsel.
Penting untuk dicatat bahwa proses migrasi ini membutuhkan biaya layanan sebesar Rp10 ribu. Dengan langkah-langkah yang jelas tersebut, pengguna dapat dengan mudah beralih ke teknologi eSIM yang dianggap lebih aman. Berbagai informasi terkait prosedur migrasi ke eSIM telah disosialisasikan oleh pihak berwenang, sehingga diharapkan masyarakat semakin aware akan pentingnya keamanan data melalui teknologi canggih ini.
