Nissan mengalami kesulitan finansial saat mereka mengumumkan kerugian bersih mencapai ¥700 miliar hingga ¥750 miliar untuk tahun fiskal 2024. Produsen mobil ini menyalahkan penurunan nilai aset di beberapa wilayah, termasuk Amerika Utara, Eropa, Amerika Latin, dan Jepang. Kerugian ini disebabkan oleh “rencana perbaikan yang sedang berlangsung dan faktor-faktor lainnya”. Para analis menduga bahwa pergantian CEO sebelumnya dan kegagalan merger dengan Honda berkontribusi pada kerugian besar-besaran ini. Dalam upaya untuk memperbaiki situasi, Nissan mengurangi produksi dan memberhentikan pekerja. Ivan Espinosa, CEO baru Nissan, berharap bisa mengarahkan perusahaan menuju profitabilitas dengan strategi yang tepat. Meskipun di AS penjualan Nissan mengalami peningkatan, namun perusahaan harus menjual mobil dengan harga rugi, mereduksi keuntungan dealer. Nissan saat ini berusaha untuk memperbarui portofolio produknya dan tetap kompetitif di pasar otomotif global. Meskipun situasinya sulit, keputusan pemerintah Amerika untuk memberlakukan tarif besar-besaran pada industri otomotif secara mengejutkan menjadi kabar baik bagi Nissan. Para penggemar mobil Nissan pun menantikan pengumuman resmi hasil keuangan perusahaan ini pada 13 Mei mendatang.
Nissan Mengalami Kerugian Finansial yang Meningkat
