SK Telecom, operator seluler asal Korea Selatan, melakukan penggantian kartu SIM untuk 23 juta pelanggannya sebagai respons terhadap kebocoran data yang terjadi. Pada awal April, SK Telecom mengumumkan insiden peretasan yang melibatkan kode berbahaya yang berdampak pada data pribadi pelanggan. Pemerintah diminta untuk meninjau ulang sistem perlindungan data secara keseluruhan di negara tersebut.
SK Telecom telah meminta maaf atas insiden ini dan akan memberikan penggantian kartu SIM gratis untuk semua pelanggannya. Mereka belum memberikan rincian tentang tingkat kerusakan atau pihak yang bertanggung jawab atas serangan tersebut. Penggantian SIM gratis akan dilakukan di 2.600 toko operator di seluruh negeri.
USIM, singkatan dari Universal Subscriber Identity Module, digunakan dalam jaringan seluler. Perusahaan bertanggung jawab penuh atas insiden ini dan meminta para pengguna untuk mendaftar ke layanan perlindungan informasi. Meskipun baru mendapatkan kurang dari lima persen dari total kebutuhan 23 juta pelanggan, SK Telecom berjanji akan mendapatkan lima juta chip tambahan pada akhir Mei.
Pelanggan meminta perusahaan untuk lebih transparan dalam menangani insiden ini. Korea Selatan telah lama menjadi target peretasan dunia maya, terutama oleh Korea Utara, dan seringkali disalahkan atas serangan besar di masa lalu. Menjadi penting bagi perusahaan untuk meningkatkan transparansi mereka dalam menangani kebocoran data dan memberikan informasi yang lebih jelas kepada pelanggannya.