Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa Lempeng Benua India memiliki potensi untuk terbelah menjadi dua akibat pergerakan tektonik yang terjadi di wilayah tersebut. Para ilmuwan menemukan bahwa lempeng tektonik daratan tersebut bergerak secara horizontal, mengalami perubahan dan terpecah menjadi beberapa lapisan. Terdapat perdebatan di komunitas ilmiah mengenai pembentukan Dataran Tinggi Tibet dan sebuah teori baru menyatakan bahwa lempeng India mengalami “delaminasi”.
Teori ini diajukan setelah penelitian tingkat helium di mata air Tibet oleh Simon Klemperer dari Universitas Stanford dan rekan penulis studi ini. Mereka menemukan pola dalam tingkat helium yang menunjukkan adanya dekatnya mantel bumi dengan permukaan Bumi di Tibet utara. Helium-4 yang melimpah terlihat di Tibet selatan, menandakan bahwa lempeng India belum terbelah di sana. Douwe van Hinsbergen dari Universitas Utrecht juga mendukung konsep tersebut, mengatakan bahwa perilaku lempeng benua yang seperti itu belum pernah terlihat sebelumnya.
Lebih lanjut, lempeng tektonik benua tidak langsung tenggelam ke dalam mantel Bumi saat tabrakan seperti lempeng samudera. Analisis tentang gelombang gempa dan gas yang naik ke permukaan di bawah Tibet menunjukkan kemungkinan adanya delaminasi pada bagian lempeng India yang meluncur di bawah Lempeng Eurasia. Terdapat patahan vertikal pada batas antara bagian lempeng yang terkelupas dan bagian lainnya yang masih utuh, menunjukkan adanya potensi terbelahnya lempeng.
Para ilmuwan percaya bahwa proses ini merupakan kombinasi dari berlapis kerak bumi yang mengapung dan batuan mantel di bagian atas yang lebih padat. Namun, studi ini masih dalam tahap awal penelitian dan akan memerlukan lebih banyak penelitian lanjutan untuk memahami sepenuhnya fenomena ini.
