Potensi gempa megathrust yang mengancam Indonesia terletak pada zona-zona kekuatan mega-pertemuan lempeng tektonik Bumi yang dapat memicu gempa besar dan tsunami. Wilayah Indonesia dikelilingi oleh tiga lempeng tektonik utama, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Samudra Hindia, yang terus bergerak dan berpotensi menyebabkan pergeseran yang menghasilkan energi gempa megathrust.
Peneliti dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim ITS Amien Widodo menjelaskan bahwa gempa megathrust disebabkan oleh tumbukan lempeng dengan kedalaman antara 0-70 kilometer. Pergerakan konstan lempeng tersebut selama jutaan tahun membuat Indonesia menjadi zona gempa aktif, dengan beberapa daerah di Sumatera memiliki potensi gempa megathrust terbesar.
Pulau Sumatera, menurut Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017, memiliki enam megathrust dengan potensi gempa dan tsunami dahsyat. Ancaman dua megathrust di Indonesia, yaitu Megathrust Selat Sunda (M8,7) dan Megathrust Mentawai-Siberut (M8,9), dianggap sebagai zona seismic gap yang berpotensi untuk menyebabkan gempa besar setelah ratusan tahun dalam keadaan ‘tidur’.
Ketidakstabilan ini memicu kekhawatiran dari ilmuwan dan pakar gempa seperti Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, mengingat potensi kerusakan dan korban jiwa yang dapat ditimbulkan oleh gempa megathrust. Oleh karena itu, pemahaman dan kewaspadaan terhadap potensi bencana alam ini sangat penting untuk dilakukan agar penanganan dan mitigasi dapat dilakukan sebaik mungkin.