Peringatan Hari Ulang Tahun ke-47 Taman Budaya Jawa Timur diselenggarakan dengan cara yang istimewa yaitu melalui ziarah ke makam tokoh ludruk legendaris, Cak Durasim. Acara ziarah ini dilakukan oleh jajaran pimpinan UPT Taman Budaya, para staf, dan komunitas seni muda dari berbagai wilayah. Peserta ziarah terutama didominasi oleh generasi muda yang membawa semangat baru untuk meneruskan warisan seni. Seorang mahasiswa seni pertunjukan, Anindya, mengungkapkan kekagumannya pada Cak Durasim yang tidak hanya dikenal sebagai seniman, tapi juga pejuang yang menggunakan seni sebagai alat perjuangan. Kegiatan ziarah ini bukan hanya memberikan pemahaman sejarah, tetapi juga membentuk kesadaran diri bagi para seniman muda.
Kepala UPT Taman Budaya Jawa Timur, Ali Ma’ruf, menjelaskan bahwa ziarah ini bukan hanya sebagai penghormatan kepada Cak Durasim, tetapi juga sebagai ruang dialog bagi para seniman lintas generasi. Nama Cak Durasim tidak hanya menjadi ikon, tetapi juga simbol keberanian dalam menyuarakan kebenaran melalui seni. Dialog terbuka dengan tema “Seni Sebagai Suara Zaman” yang diadakan setelah kegiatan ziarah menjadi wadah bagi para seniman untuk bersatu, mengkritisi, dan menginspirasi. Dari makam yang sunyi, semangat seniman legendaris ini terus hidup dan menginspirasi generasi baru untuk menjadikan seni sebagai kekuatan yang bersatu dan memberikan dampak positif.
Suara Indonesia menjadi saksi dari upaya memperingati Hari Ulang Tahun Taman Budaya Jawa Timur dengan cara yang penuh inspirasi dan semangat seni yang menyala, mengungkapkan kekayaan nilai dan semangat yang ditinggalkan oleh tokoh seni legendaris. Generasi muda membuktikan bahwa lewat ziarah dan acara dialog, tradisi seni yang diwariskan oleh Cak Durasim bisa terus hidup dan memberikan kontribusi positif bagi perkembangan seni di masa kini dan mendatang.
