Masalah di masa lalu sering terlihat jelas ketika dilihat kembali. Namun, Carlos Tavares menegaskan bahwa dia tidak dipecat setelah konflik internal dengan orang-orang di Stellantis. Sebaliknya, dia memilih untuk mengundurkan diri dengan persyaratan sendiri setelah melakukan percakapan matang dengan ketua John Elkann. Tavares meninggalkan jabatannya pada Desember 2024 meskipun masih memiliki kontrak sebagai CEO hingga awal 2026. Selama masa kerjanya di Stellantis, Tavares menyadari bahwa ada banyak hal yang bisa dilakukan dengan pendekatan yang berbeda. Dia menyesali kurangnya dukungan dealer di Amerika Serikat terhadap inisiatifnya yang fokus pada penghematan biaya. Meski demikian, Tavares tidak terlalu memedulikan masa lalunya dan memandang masa depan perusahaan yang menguntungkan. Namun, laba bersih Stellantis turun hingga 70 persen tahun lalu dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Setelah berjalan selama enam bulan, Stellantis akhirnya menunjuk Antonio Filosa, mantan pemimpin Jeep, sebagai CEO yang baru. Menurut Tavares, Filosa adalah pilihan yang logis dan kredibel meskipun dihadapkan pada tantangan-tantangan baru, terutama perang tarif saat ini. Filosa juga diharapkan untuk mengelola portofolio merek yang luas dengan situasi beberapa merek yang sedang mengalami kesulitan. Rumor tentang penjualan Maserati cepat terbantah dan rebranding Lancia dimulai dengan lamban. Di Amerika Serikat, optimalisasi kembali Chrysler dan memperbaiki hubungan dengan dealer adalah prioritas. Kepergian Tavares meninggalkan peluang untuk membawa lebih banyak model V-8 ke pasar Amerika. Dia berharap Filosa didukung penuh oleh dewan direksi dalam mengambil keputusan strategis.
Transisi kepemimpinan terjadi di tengah kondisi industri otomotif yang menantang. Tavares menekankan pentingnya mencapai keseimbangan biaya antara mobil listrik dan konvensional untuk kelangsungan hidup produsen mobil tradisional. Keputusannya untuk mundur memberikan kesempatan kepada Filosa untuk menata kembali arah perusahaan. Tantangan besar menunggu Filosa di masa depan, termasuk menangani tekanan tarif, persaingan, dan regulasi semakin ketat di Eropa dalam era elektrifikasi mobil yang semakin cepat.