Pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) diprediksi akan memberikan kontribusi sebesar 12 persen terhadap pertumbuhan PDB Indonesia, menurut Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Pernyataan ini disampaikan oleh Alfreno Kautsar Ramadhan, Staf Khusus Menkomdigi Bidang Kepemudaan dan Start Up, mewakili Menkomdigi Meutya Hafid, di Sekolah Tinggi Multimedia Yogyakarta, Kabupaten Sleman, pada Jumat (27/5).
Alfreno menjelaskan bahwa optimisasi penggunaan AI dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 12% pada tahun 2030. Adopsi teknologi AI di Indonesia disebut mengalami perkembangan yang signifikan, dengan 92% tenaga kerja terampil di Indonesia diperkirakan akan menggunakan teknologi tersebut pada tahun 2025.
Dengan adopsi yang cepat ini, penting untuk memiliki SDM yang mampu mengoptimalkan teknologi AI. Indonesia diperkirakan membutuhkan 9 juta digital talent pada tahun 2030 untuk menjadi tulang punggung transformasi nasional. Menurut Alfreno, keahlian digital untuk memanfaatkan teknologi AI akan membuat manusia tetap relevan dalam era digital.
Selain itu, Bonifasius Wahyu Pudjianto, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Komdigi, juga menyebutkan bahwa AI adalah teknologi masa depan yang akan berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, penggunaan teknologi ini harus dilakukan dengan bijak agar dapat memanfaatkannya secara optimal tanpa tertinggal dari perkembangan zaman.
Sebagai prompt engineer, pengguna harus mampu mengompilasi perintah-perintah secara cermat untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Boni juga menekankan bahwa penggunaan AI harus bersifat produktif dan memberikan dampak positif, serta nilai ekonomi bagi bangsa dan negara. Semua ini bertujuan untuk memanfaatkan AI secara efektif untuk kepentingan pembangunan ekonomi Indonesia.