Ribuan warga Banyuwangi mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi atas program Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) dan perhutanan sosial. (Foto: Muhammad Nurul Yaqin/suaraindonesia.co.id)
SUARA INDONESIA, BANYUWANGI – Ribuan warga Banyuwangi, Jawa Timur, memadati RTH Maron, Kecamatan Genteng, Rabu (27/12/2023) pagi. Mereka berduyun-duyun demi menyambut kedatangan Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi.
Jokowi hadir didampingi Pembina Paguyuban Penerima Manfaat Program Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial Banyuwangi Handoko, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, dan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
Orang nomor satu di Indonesia itu menyapa dan berdialog langsung dengan warga penerima program Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) dan perhutanan sosial.
Sebagai informasi, di Banyuwangi sendiri terdapat 15.107 keluarga yang telah mendapatkan SK Biru dalam program TORA tahap pertama dengan luasan total 694 hektare. Ini menjadi capaian terbesar program TORA di Indonesia.
Kepada ribuan warga penerima manfaat program TORA, Presiden akan mempercepat penerbitan sertifikat bagi mereka.
Para penerima manfaat program TORA saat ini baru menerima SK Biru sebagai hak pengelolaan tanah. Proses pengurusan sertifikat bagi mereka ditargetkan rampung maksimal tiga bulan.
“Sertifikat segera akan dipercepat. Saya tidak janji, tapi secepatnya. Mungkin maksimal paling lama tiga bulan. Syukur-syukur saget setunggal ulan (bisa satu bulan),” kata Jokowi.
Dalam sambutannya, Jokowi menanyakan apakah warga penerima manfaat program TORA ingin mempunyai sertifikat atas lahan mereka. Pertanyaan itu dijawab riuh oleh ribuan warga yang hadir. Mereka mengiyakan pertanyaan Jokowi.
“Ini tadi baru saja saya menelepon Menteri BPN. Sudah dijawab, (sertifikatnya) sedang dalam proses. Secepatnya akan segera diselesaikan. Nanti saya kejar,” tambah Jokowi.
Presiden minta masyarakat penerima manfaat program reforma agraria dan perhutanan sosial agar memanfaatkan lahan untuk kepentingan produktif.
“Lahan diproduktifkan, ditanami, terus hasil panen dijual, agar nantinya dapat menyejahterakan keluarga,” pinta Jokowi.
Pembina Paguyuban Penerima Manfaat Program Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial Banyuwangi Handoko menjelaskan, selain TORA, warga yang berasal dari 44 desa penerima manfaat program perhutanan sosial juga hadir di sana.
“Acara ini yang menginisiasi dari masyarakat penerima manfaat program TORA. Aspirasi yang saya terima, masyarakat ingin Pak Jokowi hadir sehingga mereka bisa menyampaikan rasa terima kasihnya secara langsung,” kata Handoko.
Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden itu menambahkan, ucapan terima kasih kepada Presiden disampaikan karena masyarakat merasa bersyukur adanya solusi dari masalah pertanahan yang dihadapi selama bertahun-tahun.
“Problem pertanahan ini sudah sangat lama. Bahkan sejak zaman Belanda. Ada problem yang sejak tahun 1928, ada yang dari tahun 1942, yang selama ini tidak punya status tanah. Status tanah yang mereka garap adalah punya negara, kawasan hutan. Dan saat ini diberikan ke masyarakat,” ucap dia.
Dalam kegiatan itu, perwakilan masyarakat juga membacakan maklumat di hadapan Presiden. Selain ucapan terima kasih, maklumat itu juga berisi janji untuk memanfaatkan lahan untuk kemakmuran warga.
Warga juga memohon agar Presiden menuntaskan program reforma agraria dan kehutanan sosial sebaik-baiknya.
Usai membaca maklumat, perwakilan warga menyerahkan hasil bumi kepada Jokowi. Hasil bumi itu, antara lain, berisi buah dan sayur mayur.
Salah satu penerima manfaat program perhutanan sosial Tri Suko mengatakan, warga di wilayahnya mendapat hak untuk mengelola lahan seluas 739 hektare.
“Total keluarga sekarang sudah terisi 497 KK. Masing-masing keluarga mengelola sekitar setengah hektare,” kata warga Kecamatan Pesanggaran itu.
Lahan yang dikelola warga itu ditanami aneka tumbuhan produktif, mulai dari jeruk manis, jeruk manis, buah naga, dan berbagai tanaman tegakan.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Mahrus Sholih |