Ada Kalanya Musuh dan Lawan Harus Kita Hormati

by -101 Views

Saya adalah seorang prajurit yang dapat memimpin operasi tempur. Namun demikian, saya yakin bahwa cara terbaik untuk mengatasi konflik adalah dengan tanpa kekerasan. Saya selalu memandang lawan sebagai seorang pendekar yang patut dihormati. Meskipun kita berseberangan, kita harus tetap berkomunikasi dan mencari jalan keluar dari setiap pertentangan.

Saudara-saudara, pelajaran dari nenek moyang kita mengajarkan bahwa kemenangan terbaik adalah kemenangan tanpa menimbulkan sakit hati, kebencian, atau dendam. Bagaimana kita dapat mencapainya? Salah satu ajaran nenek moyang kita adalah “iso rumongso, ojo rumongso iso”. Kita tidak boleh merasa bahwa kita dapat melakukan segalanya, tetapi kita harus dapat merasakan kesulitan orang lain seperti yang kita rasakan sendiri.

Di awal karier saya, saya belajar banyak tentang perang gerilya dan teknik-teknik militer lainnya. Saya juga mendapatkan banyak pengalaman dan pelajaran dari para komandan dan senior-senior saya. Dari pengalaman ini, saya berkesimpulan bahwa pendekatan yang mengutamakan dukungan rakyat sangat penting dalam sebuah operasi militer. Saya juga yakin bahwa dalam penangkapan tawanan, kita tidak boleh menyakiti atau menyiksa mereka, karena informasi yang mereka berikan dapat bermanfaat bagi operasi kita.

Saya juga percaya bahwa hormat kepada lawan adalah hal yang penting. Sebagai prajurit, kita harus dapat menghargai lawan kita. Pengalaman saya di medan perang telah menguatkan keyakinan saya bahwa TNI harus merebut hati rakyat dengan sikap yang ramah dan menjunjung tinggi kode etik sebagai prajurit. TNI menerapkan prinsip-prinsip ini dengan adanya delapan wajib yang harus dijunjung tinggi.

Dalam pengalaman di Timor Timur, saya percaya bahwa TNI harus selalu mengutamakan dukungan rakyat. Kemenangan dalam perang bukan hanya ditentukan oleh kekuatan militer, tetapi juga oleh dukungan dan kepercayaan yang diberikan oleh rakyat. Saya juga menegaskan bahwa fitnah tentang pelanggaran HAM di Timor Timur tidaklah benar. Meskipun ada pelanggaran-pelanggaran, tidak ada yang direncanakan atau diperintahkan oleh atasan.

Saya punya prinsip bahwa lawan harus dihormati. Saya belajar dari kisah-kisah pahlawan dari berbagai budaya dan sejarah, bahwa lawan harus dihormati. Pendekar sejati tidak akan merendahkan lawannya, meskipun dalam kondisi terlemah sekalipun.

Pengalaman perang saya dengan Letnan Dua Siprianus Gebo, yang gugur dalam operasi di Timor Timur, mengajarkan saya bahwa bahkan dalam situasi konflik, lawan harus dihormati. Saya memutuskan untuk tidak melukai komandan musuh saya yang terluka parah, karena saya menyadari bahwa dia adalah seorang prajurit yang tangguh dan pantas dihormati.

Dari sini, saya selalu berpegang pada pandangan bahwa prajurit sejati harus dapat menghormati lawan dan merebut hati rakyat. Itulah prinsip-prinsip yang saya pegang dalam karier militer saya.

Source link