Merajut Silaturahmi Melalui Tradisi Megengan oleh PCNU Surabaya

by -77 Views

PCNU Surabaya Tetap Jalankan Tradisi Megengan Menjelang Ramadhan

PCNU Surabaya tetap menjaga tradisi Megengan menjelang bulan Ramadhan. Meskipun awal puasa dapat berbeda-beda, namun semua pihak diminta untuk saling menghargai.

Rais Syuriyah PCNU Surabaya, KH Ahmad Zul Hilmy mengingatkan masyarakat yang menjalankan puasa untuk meningkatkan sikap dermawan dan jiwa sosial yang tinggi.

“Menjelang Ramadhan terdapat tradisi yang merupakan bagian dari ajaran agama untuk melaksanakan megengan, mempersiapkan diri secara mental menyambut Ramadhan,” kata KH Ahmad Zul Hilmy di kantor PCNU Surabaya.

Selain tradisi Megengan, ada juga beberapa adat budaya seperti Grebek Syuro, Grebek Mulud, yang mampu menjaga silaturahmi antar masyarakat.

Adat Megengan bermakna “meng-agung-kan” bulan yang dianggap suci, keramat, dan penuh berkah. Berdasarkan ajaran ulama terdahulu, diyakini bahwa menjelang Ramadhan, semua arwah mendapat istirahat dari alam kubur dan boleh “pulang” untuk menjenguk keluarganya yang masih hidup. Oleh karena itu, yang masih hidup harus menyambut dengan membuka hati. Megengan digunakan sebagai tanda kesiapan mental menyambut Ramadhan dan sikap positif berupa kebiasaan memberi.

Sekretaris PCNU Surabaya, Masduki Toha menambahkan bahwa kegiatan Megengan ini menjadi momen untuk memperkuat persatuan setelah selesainya pemilu.

“Harus diakui bahwa kita baru saja mengalami perbedaan politik. Saat ini, mari kita satukan kembali semua potensi Surabaya. Kita kembali bersatu,” ujar Masduki Toha.

Ia mengajak seluruh masyarakat untuk tidak khawatir atau bimbang dalam memulai puasa. Yang terpenting adalah menjaga persatuan agar suasana Ramadhan bisa tercipta dengan kondusif.

Dalam acara Megengan dengan tema “Merawat Tradisi, Merajut Kebersamaan untuk Indonesia Damai,” turut hadir para kyai, pengurus dan kader NU Surabaya, serta jajaran kepolisian setempat dan anak yatim.

Artikel ini ditulis oleh Lukman Hadi dan diedit oleh Imam Hairon.