Solusi Penting dalam Mencegah Dampak Buruk Penyalahgunaan Teknologi dengan Kepercayaan Digital
Transformasi global ke arah era konektivitas yang menyatu telah mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi dengan adanya teknologi digital. Dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan perangkat pintar yang terhubung dengan internet serta aplikasi dengan berbagai fitur telah menjadi hal yang tak terpisahkan. Namun, bersamaan dengan perkembangan ini, muncul pula tantangan terkait Kepercayaan Digital.
Forum Ekonomi Dunia (WEF) pada bulan Februari 2024 mengeluarkan buku putih yang mempertegas pentingnya Kepercayaan Digital. Kepercayaan Digital, menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika, adalah kepercayaan fundamental pengguna dalam berinteraksi dan bertransaksi secara digital. WEF menekankan tiga dimensi Kepercayaan Digital, yaitu transparansi, privasi, dan penyelesaian masalah.
Untuk membangun Kepercayaan Digital, diperlukan upaya baik secara global maupun nasional. Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah konkrit dengan mengeluarkan regulasi terkait penyelenggaraan sistem dan transaksi elektronik, perlindungan data pribadi, serta informasi dan transaksi elektronik. Namun, pentingnya edukasi dan kesadaran masyarakat dalam penggunaan teknologi digital juga tak boleh diabaikan.
Di era digital ini, perusahaan swasta memiliki peran besar dalam menyediakan layanan teknologi. Meski mereka berorientasi pada keuntungan, platform-platform tersebut terikat pada aturan yang diatur oleh pemerintah. Negara memiliki wewenang untuk mengawasi dan mengatur perusahaan agar tetap mematuhi standar transparansi, privasi, dan perlindungan konsumen.
Melalui kerjasama antara pemerintah, industri, dan masyarakat, Kepercayaan Digital dapat terus ditingkatkan untuk menciptakan lingkungan digital yang aman dan bertanggung jawab bagi semua pihak terkait. Ini merupakan langkah penting agar teknologi digital tetap memberikan manfaat positif bagi perkembangan sosial dan ekonomi tanpa mengorbankan keamanan dan privasi individu.
