Stella Christie, Gelar Akademisi Terpilih sebagai Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi

by -5998 Views

Stella Christie, Akademisi Berprestasi Sebagai Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi

SUARA INDONESIA, JAKARTA – Pada Minggu malam, 20 Oktober 2024, Presiden Prabowo Subianto secara resmi mengumumkan nama-nama menteri dan wakil menteri yang akan menduduki posisi penting dalam kabinetnya.

Kabinet yang diberi nama “Kabinet Merah Putih” ini berisikan sejumlah tokoh penting yang memiliki pengalaman dan keahlian di bidangnya masing-masing.

Salah satu sosok yang menarik perhatian dalam jajaran wakil menteri adalah Stella Christie, seorang akademisi berprestasi yang diangkat sebagai Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.

Stella Christie lahir di Medan, Sumatera Utara, pada 11 Januari 1979. Sejak muda, Stella telah menunjukkan bakat luar biasa di bidang akademik.

Ia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan S-1 di Red Cross Nordic United World College di Norwegia.

Prestasinya di tingkat internasional ini menunjukkan kapasitasnya sebagai seorang akademisi yang disegani.

Setelah menyelesaikan pendidikan sarjana, Stella kembali mendapatkan beasiswa, kali ini dari Harvard University, Amerika Serikat.

Di sana, ia mengambil studi psikologi dan lulus dengan predikat terbaik pada tahun 2004.

Tidak berhenti di situ, Stella melanjutkan pendidikan S-3 di Northwestern University dengan fokus pada psikologi kognitif dan berhasil meraih gelar doktor pada tahun 2010.

Karier akademik Stella Christie terus melesat setelah meraih gelar doktor.

Pada tahun 2012, ia diangkat menjadi profesor di Swarthmore University, sebuah universitas ternama di Amerika Serikat.

Stella memegang posisi ini hingga tahun 2018 sebelum kemudian pindah ke Tsinghua University di China, salah satu universitas terbaik di Asia dan dunia.

Tidak hanya mengajar, Stella juga aktif dalam penelitian. Salah satu karyanya yang paling diakui adalah penelitian dalam bidang psikologi kognitif yang diterbitkan di Journal of Cognition and Development pada tahun 2010.

Berkat penelitian tersebut, Stella mendapatkan penghargaan untuk karya ilmiah terbaik di jurnal tersebut.

Pada tahun 2022, Stella diangkat menjadi guru besar di Tsinghua University, semakin mengukuhkan posisinya sebagai akademisi berprestasi di kancah internasional.

Prestasinya yang gemilang inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa Presiden Prabowo memilihnya untuk mendampingi Satryo Soemantri Brodjonegoro sebagai Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.

Pengangkatan Stella Christie sebagai Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi diharapkan dapat membawa angin segar bagi pengembangan pendidikan tinggi di Indonesia.

Pengalaman internasionalnya, baik di Amerika Serikat maupun China, akan memberikan perspektif baru dalam merumuskan kebijakan pendidikan, khususnya dalam bidang sains dan teknologi.

Sebagai seorang akademisi yang telah mengabdikan hidupnya di bidang penelitian dan pendidikan, Stella diharapkan dapat memajukan riset dan inovasi di Indonesia.

Hal ini sejalan dengan visi Kabinet Merah Putih yang menekankan pentingnya pengembangan teknologi dan sains sebagai pilar utama kemajuan bangsa.

Kabinet Merah Putih yang dibentuk oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka ini tidak hanya diisi oleh politisi, tetapi juga profesional dan akademisi seperti Stella Christie.

Kombinasi ini diharapkan dapat menghasilkan kebijakan yang tidak hanya berdasar pada pengalaman politik, tetapi juga keahlian akademis dan profesional.

Pemilihan nama “Kabinet Merah Putih” mencerminkan semangat nasionalisme dan kebersamaan yang ingin ditonjolkan oleh pemerintahan Prabowo.

Melalui kabinet ini, Prabowo berkomitmen untuk membawa Indonesia menjadi lebih maju dengan mengedepankan pembangunan sumber daya manusia, khususnya melalui pendidikan dan inovasi teknologi. (*)

Artikel ini telah tayang di SUARA INDONESIA dengan judul “Stella Christie, Akademisi Berprestasi Sebagai Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi”

Pewarta: Aditya Mulawarman
Editor: Mahrus Sholih