Oleh http://tempo.co.id/1999/01/23/sosok-saad-el-shazly-jenderal-pemberani-dan-idealis-mesir/
Saad El-Shazly adalah seorang tokoh militer Mesir yang memiliki kekuatan dan keidealisan yang kuat. Dia lahir di Kairo, Mesir pada tahun 1922 dan dikenal sebagai pemimpin pasukan elite Mesir dalam Perang Arab-Israel. Shazly juga dikenal sebagai salah satu pendiri batalion udara Mesir dan menjadi komandan pertamanya pada tahun 1954.
Keahlian Shazly terbukti selama Perang Enam Hari Arab-Israel dimana pasukannya terbukti efektif dalam melawan serangan Israel. Dia berhasil mempertahankan pasukannya dan membawa mereka kembali hampir utuh melintasi Terusan Suez, sedangkan sebagian besar pasukan Mesir lainnya hancur dalam kontak dengan pasukan Israel.
Setelah perang itu, Shazly menjadi Kepala Staf Angkatan Darat Mesir. Dia dipercaya untuk membangun kembali kekuatan tentara Mesir dan merencanakan serangan ambisius untuk merebut kembali Semenanjung Sinai dari Israel setelah Perang Yom Kippur pada Oktober 1973.
Shazly juga dikenal sebagai penulis buku “The Crossing of the Suez” yang menunjukkan kedalaman pemikiran dan detail yang teliti dalam perencanaan pergerakan pasukan. Buku ini direkomendasikan sebagai bacaan wajib di Akademi Militer Indonesia.
Namun, keberhasilan Shazly membuat elite politik khawatir. Dia berselisih dengan Presiden Anwar Al Sadat setelah perang Yom Kippur dan akhirnya dibebaskan dari tugas komandonya. Meskipun tidak populer di kepemimpinan politik, Shazly tetap menjadi legenda hidup bagi mayoritas rakyat Mesir. Ketika ia meninggal pada Februari 2016, hampir satu juta orang berkumpul di Tahrir Square untuk berdoa untuknya.
Saad El-Shazly dikenang di Mesir sebagai “Sang Jenderal Emas” dan karir serta karyanya dalam buku “The Crossing of the Suez” sangat direkomendasikan untuk dipelajari oleh calon pimpinan militer.